Gegara Isu Korona, Kunjungan Wisatawan ke Objek Pemandian walini Terjun Bebas

PORTAL atau gerbang pintu masuk-ke objek wisata walini sepekan terkahir ini terlihat kosong melompong dari kendaraan maupun wisatawan.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG — Semenjak ada surat edaran (SE) Bupati Bandung tentang peningkatan kewaspadaan resiko penularan corona, kunjungan masyarakat ke objek wisata kolam pemandian air panas Walini ibaratnya terjun bebas. Berkurang 85 persen dari biasanya. Hal tersebut menjadi beban karena pengelola tetap harus membayar gaji karyawan dan biaya operasional, bahkan pajak.

“Penurunan pengunjung per harinya itu drastis sekali, dimana pada hari biasa bisa mencapai 300 sampai 400 orang, tetapi karena adanya virus corona ini hanya ada kunjungan sebanyak 20 orang. Alhamdulillah masyarakat sudah mengerti, tetapi dampaknya ke kami untuk pariwisata boleh dibilang tragis, ” jelas Kepala Unit Pengelola agro  Wisata Kolam pemandian air panas Walini, Ade Yuyun Rahayu, Jumat (20/03).

Menurut Ade, objek wisata pemandian air panas Walini mematok tiket sebesar Rp20 ribu untuk bisa menikmati fasilitas kolam renang dewasa dan anak kecil. Sedangkan jika ingin menikmati fasilitas lainnya seperti waterboom dan terapi ikan harus merogoh kocek lagi sebesar Rp 10.000.

“Menurut saya, virus corona ini tidak tahan terhadap air panas. Jadi objek wisata walini ini aman untuk pengunjung. Kami juga akan meminta pemerintah setempat untuk melakukan penyemprotan disinfektan,” kata Ade.

Tentang kewajiban pengelola tetap harus bayar pajak, Ade menyebut pajak memang kewajiban dari pengelola objek wisata. Dirinya tidak bisa menghindar dari kewajiban tersebut.

“Besarannya 30 persen dari total pengunjung,” ungkap Ade saat wawancara di objek wisata walini, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat (20/3).

Lily setiadarma