Pasar Soreang Telah Direvitalisasi, Pendapatan Pedagang Justru Menurun

Kepala Cabang PT Bangun Bina Persada, Agus Firman, saat memberikan penjelasan kepada awak media di kantornya di Pasar Soreang, Jumat (15/7/2022). Foto – Lee

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Sejumlah pedagang Pasar Soreang Kabupaten Bandung, mengaku pendapatanya kini menurun drastis.

Penurunan pendapatan itu justru terjadi sejak pasar tradisional tersebut direvitalisasi yang pembangunannya tuntas sekitar enam bulan lalu. Ini antara lain diakui dua pedagang di basement Pasar Soreang, H. Mawardi Pialang dan H. Jalaluddin.

Dulu, kata Mawadi, saat pasar itu belum direvitalisasi, dia bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp 20 juta per hari. Tapi sekarang, jangankan Rp 20 juta, untuk dapat Rp 3 juta saja sulit.

“Pendapatan sekarang paling di kisaran Rp 1 juta sampai Rp 3 juta. Itu pun sulitnya bukan main,” ujar Mawardi kepada wartawan, Jumat (15/7) siang.

Hal serupa juga dialami pedagang lain yang kiosnya di basement, Jalaluddin. Sebelum pasar itu direvitalisasi Jalaluddin bisa meraup pendapatan Rp 10 juta setiap hari. Tapi sekarang bisa mendapat Rp 1 juta saja bersyukur.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Soreang (PPS), Rizka Rismawan (Wawan), menyebutkan menurunnya pendapatan para pedagang ini akibat tidak meratanya pengunjung pasar seluas sekitar 3 hektar itu.

Pengunjung pasar kabanyakan berbelanja di kios yang dibangun tepat di atas lahan pasar lama. Padahal, lanjut Wawan, di lokasi itu semula diperuntukkan khusus untuk pedagang basahan.

Sejumlah kios yang berada di basement Pasar Soreang sepi pembeli dan banyak kios yang kosong akibat ditinggal pemilik, Jumat (15/7/2022). Foto – Lee.

“Tapi sekarang pedagang keringan pun banyak bermunculan. Jadi kios yang barada di basement sepi pembeli. Bahkan banyak kios yang kosong,” kata Wawan.

Karena itu, ia menyebutkan pedagang di basement minta keadilan dari pihak pengelola pasar yakni PT Bangun Bina Persada.

“Kami minta PT Bangun Bina Persada menindak tegas pedagang keringan di lahan pasar lama itu. Mereka harus pindah, agar ada pemerataan jumlah pengunjung pasar, sehingga semua pedagang mendapat jumlah pembeli yang sama,” kata Wawan.

Menanggapi keluhan para pedagang, Kepala Cabang PT Bangun Bina Persada, Agus Firman, menjelaskan, pihaknya telah melakukan tindakan tegas kepada pedagang keringan yang berjualan di lahan pedagang basahan.

“Sampai-sampai kami menutup kios pedagang keringan dengan menggembok kiosnya,” ujar Agus seraya berjanji dalam waktu dekat akan mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah itu.

Lily Setiadarma