
WARTAPARAHYANGAN.COM
SUKABUMI — Penyelenggaraan kawasan permukiman adalah menjamin hak setiap warga negara terkait untuk menempati atau memiliki rumah yang layak huni dalam lingkungan sehat, aman serasi dan teratur. Konsep pengelolaan program Kotaku juga perlu melibatkan partisipasi aktif masyarakat, karena pola hidup sehat dan budaya menjaga lingkungan bersih juga mendukung suksesnya program Kotaku.

Kepala Bappeda Kabupaten Sukabumi
Demikian dikatakan Maman Abdurahman, Kepala Bappeda Kabupaten Sukabumi, sekaligus selaku ketua pokja perumahan dan kawasan pemukiman Kabupaten Sukabumi. Hal ini dikatakan dalam acara Lokakarya program kota tanpa kumuh (KOTAKU) tahun 2019 di Hotel Pangrango Sukabumi, Senin yang lalu.
Acara lokakarya yang dilaksanakan 14-15 Oktober 201 ini di-ikuti oleh Perangkat Daerah, Camat dan Kepala Desa Dampingan Kotaku, Forum BKM, Lembaga Keuangan dan Perbankan, Unsur Perguruan Tinggi, Tim Penggerak PKK, Baznas, Unsur Media, Perwakilan Perusahaan dan Asosiasinya serta unsur lainnya
Maman menjelaskan, merujuk surat keputusan Bupati Sukabumi, No. 648/Kep 676-Distarkimsih -2014 tentang lokasi perumahan dan pemukiman kumuh di Kabupaten Sukabumi, terdapat 23 spot kawasan kumuh di 2 Kecamatan. Yaitu di Kecamatan Palabuhanratu dan Kecamatan Cibadak dengan total luasan kawasan kumuh sebesar 77,65 hektar.
“Dari
jumlah luasan tersebut, sampai tahun 2019 pedampingan program kotaku di
Kabupaten Sukabumi memiliki target pengurangan kumuh seluas 24,39 HA
(Berdasarkan Validasi Flag-1) yang tersebar di 5 Desa/Kelurahan (31 RT) yang
berada di Kecamatan Cibadak sedangkan sisanya seluas 53,26 HA direncanakan
melalui kolaborasi program.”kata Maman seraya menambahkan, kolaborasi dan
Komitmen bersama untuk peningkatan kualitas permukiman secara komprehensif bisa
diwujudkan sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing.
Program Kotaku bertujuan meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan
pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan. Tujuannya untuk mendukung
terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan
di Kabupaten Sukabumi.
(Ujang S. Chandra)