WARTAPARAHYANGAN.COM
SUKABUMI — Jelang Pilkada 9 Desember 2020, akhirnya DPD PKS Kabupaten Sukabumi secara resmi mengusung H. Iyos Somantri sebagai calon Wakil Bupati Sukabumi mendampingi Marwan Hamami. Ditetapkannya Iyos oleh PKS, karena Sekda Kabupaten Sukabumi ini telah lama dianggap sebagai kader Profesional PKS dari unsur birokrat apabila nantinya Iyos telah pensiun dari PNS.
Meski sebelumnya, nama Iyos tidak termasuk dalam proses penjaringan internal calon Bupati atau calon Wakil Bupati oleh Tim Pemenangan Pemilu Daerah (TPPD) PKS, namun telah mendapat dukungan dari TPPD PKS, khususnya dari kader PKS yang telah terpilih sebagai calon Bupati/Wakil Bupati. Yaitu dari Anjak Priatama Sukma, dan Muklis Yusup Holidi.
“Semuanya sudah selesai. PKS resmi mengusung pak Iyos sebagai calon wakil bupati mendampingi pak Marwan. Namun seandainya pak Iyos tidak dengan pak Marwan, kami pun akan mencabut kembali dukungan itu,“ kata Aka Yusup Maulana, ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi.
Secara terperinci, Aka pun menjelaskan kronologis sikap PKS yang akhirnya menetapkan dan mengusung Iyos Somantri sebagai calon wakil bupati Sukabumi pada Pilkada 9 Desember 2020. Terutama saat KPU menetapkan Pilkada pada 23 September 2020, atau sebelum terjadinya Pandemi Corona.
Yaitu sebagai berikut, setelah TPPD PKS menetapkan Anjak dan Muklis sebagai calon dari PKS, dan ditugaskan untuk sosialisasi serta merapat kepada dua kubu. Yaitu kubu Marwan Hamami dan kubu Adjo Sardjono. Anjak ditugaskan merapat kepada Adjo yang telah diusung resmi oleh koalisi Hejo Ludeung, kelompok PPP dan PKB. Muklis ditugaskan untuk berkomunikasi dengan Marwan yang telah diusung oleh partai Golkar dan partai Demokrat. “Karena saat itu semua tahu bahwa hanya pak Marwan atau pak Adjo yang berpeluang menjadi calon Bupati Sukabumi,“ kata Aka.
Kemudian hasil komunikasi dan sosialisasi kepada dua arah itu tutur Aka, ternyata tidak mendapat respon yang positif. Khususnya dari kubu Adjo kepada Anjak. Dalam arti, mendapat penolakan dari PPP dan PKB, meski Adjo-nya sendiri telah membuka ruang dan peluang ingin Hejo Ludeng bergabung dengan PKS.
“Tapi kalau hasil komunikasi Muklis kepada kubu pak Marwan lain ceritanya. Yaitu Golkar menyambut baik bila PKS bergabung dengan pak Marwan. Namun saat itu belum ada jawaban dari pak Marwan sendiri. Alasannya karena tahapan Pilkada dianggap masih lama, pak Marwan ingin lebih focus menghadapi Pandemi Corona,“ tuturnya.
Perkembangan selanjutnya cerita Aka, PAN yang telah resmi mengusung Iman Adinugraha, Bendahara Umum DPW PAN Jabar sebagai calon wakil bupati dan telah merapat ke kubu Marwan, tiba-tiba keluar. Kemudian PAN merapat ke PKS dengan mencetuskan koalisi Mawar untuk mengusung calon Bupatinya dari PKS dan wakilnya Iman dari PAN.
“Saat itu PKS masih berharap pak Adjo sebagai calon Bupati yang akan diusung dengan pak Iman dari PAN. Kemudian kami dengan PAN sengaja, dalam tanda kutip MENCULIK Pak Adjo agar bersedia diusung oleh PKS dan PAN. Namun lagi-lagi alasan pak Adjo katanya harus komunikasi dengan Hejo Ludeung. Yah akhirnya kandas lagi dan koalisi Mawar bubar lagi. Saat itu kami beranggapan bahwa PKS dengan 7 anggota DPRD-nya sama sekali tidak bisa mengusung calon Bupati atan calon wakil bupati pada Pilkada nanti. Atau kami akan jomblo ditinggalkan oleh partai lain,“ kata Aka sambil tersenyum.
Akhirnya usai hari Raya Idul Fitri yang lalu kata Aka, akan terjadinya status jomblo kepada PKS bisa hilang. Karena secara tidak resmi PKS kedatangan Budi Azhar Mutawali, Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi dengan beberapa rekannya untuk bersilaturahmi dan mengajak PKS bergabung dengan Marwan Hamami.
Budi menjelaskan tutur Aka, Golkar yang telah resmi mengusung Marwan, berharap bisa bergabung dengan PKS. Namun Marwan sendiri sejak awal menginginkan wakil bupayinya dari unsur birokrat. Atau tidak dari politisi. Alasannya, agar wakil bupati kerjanya lebih focus mengurus internal pemerintahan. Saat ini kata Aka dari keterangan Budi, bahwa selain Iyos, Marwan pun telah menyiapkan alternative calon wakilnya adalah, Zein Kamaludin, Dirut Perumda Air Minum, Maman Abdurahman, kepala Bappeda, dan Asep Jafar, Kadis Pekerjaan Umum.
“Saat itu pun kami setuju. Kami anggap teman saya itu, pak Budi Azhar sebagai penyelamat PKS dari status jomblo. Namun dengan satu pilihan, hanya Iyos Somantri sebagai calon wakil bupatinya pak Marwan. “pungkas Aka sambil terus tersenyum simpul.
Ujang S Chandra