
WARTAPARAHYANGAN.COM
CIANJUR – Masyarakat pengguna ruas jalan Ciwidey -Puncak Baru Kecamatan Cidaun Kab. Cianjur selama dua tahun terakhir ini mengeluhkan kondisi ruas jalan tersebut yang tak kunjung disentuh perbaikan oleh Pemkab setempat. Kondisinya disebut warga sangat parah. Padahal, jalan tersebut merupakan jalur distribusi utama hasil bumi dari Cianjur Selatan menuju Pasar Ciwidey Kabupaten dan Kota Bandung.
Supir angkutan jurusan Ciwidey – Puncak Baru, Eman (40), mengatakan kondisi jalan dari perkebunan Rancabolang sampai Cimaragang rusak total, seperti berbatu dan berlubang, ditambah kondisi jalan yang berbukit dan bergunung, sehingga jarak tempuh 50 kilometer bisa memakan waktu hingga lima sampai enam jam.
“Kalau musim hujan jalannya jadi licin. Biasanya jalan ditutupin gabah agar tidak licin. Kadang ban kendaraan jadi gembos dan spare part kendaraan jadi rusak,” ujar Eman.

Eman bersama supir lain, berinisiatif mengumpulkan uang Rp.200 ribu per bulan . melalui pengurus yang di percaya ( Abah ) untuk perbaikan jalan tersebut untuk membeli batu agar kondisi jalan tidak semakin rusak. Kata Eman, jalan tersebut sudah rusak dan tidak tersentuh pemerintah selama kurang lebih Sepuluh tahun.
“Ada pengecoran jalan sepanjang tiga kilometer, tapi tidak dilanjutkan, malah sekarang sudah rusak lagi ,” katanya.
Selama pandemi Virus Corona (Covid 19), Eman mengaku pendapatannya turun drastis, selain penumpangnya yang berkurang, biaya operasionalnya juga cukup mahal seperti biaya solar Rp150 ribu, biaya terminal Rp50 ribu dan biaya lainnya. Pada masa normal, Eman bisa menghasilkan uang sebanyak Rp500 ribu
“Kalau lagi kosong, ya kami harus nombok,” lanjutnya.
Eman berharap pemerintah bisa cepat memperbaiki jalan yang rusak agar distribusi hasil panen dari Kecamatan Cidaun bisa lancar.
Salah pengguna angkutan Umum yang merupakan seorang pelajar, Ai Deti Lismawati, mengeluhkan perjalanan menuju sekolahnya yang sangat lama. Ai adalah warga Desa Mekarjaya yang bersekolah di salah satu pesantren yang ada di Kecamatan Pasirjambu Dirinya berangkat dari pukul 07.00 WIB dan sampai pada pukul 11.30 WIB. Meskipun akses jalannya buruk, Ai tetap memilih untuk bersekolah di pesantren yang ada di Ciwidey, karena dirinya mengaku sudah sangat percaya kepada orang-orangnya. Terkadang para orang tua menitipkan uang untuk anaknya kepada supir angkutan, karena sudah saling percaya, sehingga tidak pernah ada kejadian yang merugikan.
“Kami berharap ada perbaikan jalan. Karena banyak anak yang berasal dari Desa Mekarjaya menempuh pendidikan di sekolah yang ada di Kecamatan Ciwidey. Selain itu banyak juga distribusi pangan yang dikirim melalui jalur itu,” tutur Ai.
Kata Ai, hanya terdapat tiga mobil di jalur Ciwidey – Puncak Baru, yang keberangkatannya dijadwal. Ai mengatakan bahwa sejumlah kendaraan sering mengalami kerusakan saat melewati jalur tersebut.
Lily Setiadarma