WartaParahyangan.com
BANDUNG – Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadan 1445 H, SMP Negeri 1 Pasirjambu, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, menggelar kegiatan pesantren kilat dengan melibatkan 30 guru ngaji, berlangsung sejak Senin (25/3/2024).
Kepala SMPN 1 Pasirjambu, Kartika Prapti Diah Handayani, S.Pd., MPd., melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Yadi Supriadi, S.Pd., mengungkapkan, pesantren Ramadhan yang dilaksanakan selama 6 hari itu dibagi dalam tiga sesi.
Sesi pertama, kelas 9 dua hari, sesi kedua, kelas 8 dua hari, dan sesi ketiga, kelas 7 dua hari. Misalnya, Senin-Selasa untuk sanlat kelas 9, sedangkan kelas 7 dan 8 belajar efektif biasa. Setelah itu hari ketiga dan keempat giliran kelas 8, jadi kelas 9 efektif belajar biasa.
“Sekarang, Senin dan besok Selasa giliran kelas 7, dan itu terakhir. Sedangkan kelas 9 dan kelas 8 belajar seperti biasa,” kata Yadi kepada Wartaparahyangan.com, Senin (1/4/2024).
Dalam sanlat itu, materi yang diberikan difokuskan mengaji. Jadi tidak ada perlombaan-perlombaan yang diberikan penilaian, tapi lebih kepada kompetensi siswa.
“Jadi mengaji seperti biasa yang rutin diajarkan oleh guru ngaji dan hari ini juga dari awal yang memberikan materinya adalah guru ngaji, karena memang kita sudah memiliki guru ngaji sesuai jumlah kelas yaitu sebanyak 30 kelas,” katanya.
“Alhamdulillah guru ngajinya rajin-rajin. Kalau di awal-awal memang ada guru ngaji yang kehadirannya kurang, karena mungkin menyesuaikan jadwal dengan kegiatannya sendiri. Tapi sekarang, setelah dimenej oleh koordinator guru ngaji, Pak H. Enjang, jadi bisa dikoordinir dengan baik, sehingga kehadirannya kemarin 99%. Jadi efektif,” tutur Yadi.
Diharapkan, lanjut Yadi, setelah mengikuti pesantren Ramadhan para siswa dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya, serta perilakunya semakin baik. “Jadi, intinya hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan hari besok harus lebih baik daripada hari ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komite SMPN 1 Pasirjambu, Dadang Rohendi, menyampaikan dukungannya atas pelaksanaan sanlat tersebut.
“Dengan adanya pesantren Ramadhan, secara kognitif mudah-mudahan jadi bekal pengetahuan bagi para siswa, dan secara ekstraktif mudah-mudahan bisa membatasi ruang gerak para siswa dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, sehingga dapat meminimalisir kenakalan remaja,” harap Dadang.
Salah seorang siswa kelas 9 G, Dea Nurisma, mengaku sangat senang dapat mengikuti sanlat Ramadhan di sekolah, karena dapat menambah ilmu dan ajaran agama Islam terlebih di bulan Ramadhan belajar agama bisa lebih khusu.
“Mudah-mudahan saya bisa semakin taat beribadah,” katanya.
Lily Setiadarma