WartaParahyangan.com
CIANJUR – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan pembangunan kembali rumah warga yang terdampak gempa bumi Cianjur harus segera dimulai.
“Kita malu. Kalau tidak dimulai sejak sekarang, kapan lagi. Ini sudah 45 hari sejak gempa terjadi,” kata Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Terdampak Bencana Alam Gempa Bumi Kabupaten Cianjur, di Aula Kampus Universitas Putra Indonesia (UNPI) Cianjur, Kamis (05/01/2023).
Hadir dalam rakor tersebut antara lain Bupati Cianjur Herman Suherman, Dandim 0608/Cianjur Letkol Arm Haryanto dan unsur Forkopimda lainnya, Sekda Cianjur Cecep S. Alamsyah, kepala OPD terkait, serta camat, Babinsa dan Babinkamtibmas dari 16 kecamatan terdampak.
Suharyanto mengungkapkan, per-hari ini warga terdampak yang sudah menerima dana perbaikan rumah tahap 1 dan 2 sebanyak 25.061 orang (KK). “Mudah-mudahan dalam minggu ini bantuan tahap 3 untuk 28.181 orang bisa diberikan,” ujarnya.
Tapi hal itu, lanjut Suharyanto, tidak berarti penyaluran bantuan perbaikan rumah bagi warga terdampak selesai sampai tahap 3 ini. Pihaknya bersama pemerintah daerah, termasuk camat, kepala desa, Babinsa dan Babinkamtibmas, yang juga akan dibantu oleh unsur perguruan tinggi akan kembali menyisir untuk melakukan pendataan rumah warga yang rusak. Jangan sampai ada warga yang berhak menerima bantuan, terlewatkan.
“Target saya, bulan Februari sudah ditutup. Jadi jangan sampai ada warga yang belum menerima haknya. Tolong supaya dicek dan disisir lagi. Selanjutnya kita akan mulai pembangunan secara serentak. Setelah rapat ini pembangunan harus sudah mulai dilaksanakan, karena ini sudah memasuki hari ke-45,” tegas Kepala BNPB.
Suharyanto juga menyebutkan, untuk pembangunan rumah tahan gempa di tempat relokasi di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, sampai hari ini sudah selesai dibangun 95 unit rumah. “Saya ingin ketika 100 unit rumah tahan gempa di tempat relokasi ini selesai dibangun, sudah ada warga terdampak yang menerima kunci,” katanya.
Perkiraan awal, katanya lagi, akan direlokasi 800-1.000 unit rumah yang berada di lokasi yang menurut BMKG harus dikosongkan dari bangunan atau rumah warga. Ini untuk menghindari jatuhnya korban bila gempa bumi kembali terjadi di sesar Cugenang.
Menurut Suharyanto, persoalan krusial dari relokasi tersebut adalah menentukan siapa saja warga terdampak yang harus direlokasi. “Ini nanti yang menentukan Bupati Cianjur bersama perangkatnya,” ujar Suharyanto.
Karena itu, pihaknya meminta agar sosialisasi relokasi tersebut secepatnya dilakukan, dan masyarakat harus diingatkan bahwa gempa bumi ini adalah peristiwa berulang. “Mohon disosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.
Asep R. Rasyid