Tuntaskan Permasalahan Pendidikan Islam, Kang Ace Ajak Guru Madrasah di Kabupaten Bandung NGOPI Bareng

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat NGOPI bareng guru madrasah dan pemangku kepentingan pendidikan Islam Kabupaten Bandung, di Soreang, Sabtu (7/10/2023).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Untuk menuntaskan sekaligus menyerap aspirasi terkait berbagai masalah pendidikan Islam di Kabupaten Bandung, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengajak ratusan guru madrasah dan pemangku kepentingan pendidikan di wilayah tersebut untuk Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) di Soreang, Sabtu (7/10/2023).

“Madrasah kita masih banyak yang belum memiliki sarana prasarana yang memadai. Karena itu harus terus kita dorong agar pemerataan pembangunan pendidikan Islam dapat diwujudkan,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily atau biasa disapa Kang Ace di hadapan para peserta NGOPI bareng.

Disebutkan wakil rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Bandung dan Bandung Barat itu, selama ini banyak sekolah tinggi Islam yang berdiri, namun melupakan apa yang menjadi kebutuhan daerah.

Sebab itu, kata Kang Ace, ke depan hal tersebut harus menjadi perhatian bersama supaya sekolah dan perguruan tinggi Islam bisa maju dan menjadi kebutuhan, sehingga bisa lebih berkontribusi bagi pembangunan di daerah.

“Para guru yang hadir di sini ada yang dari Ciwidey dan Pasirjambu. Ada nggak pendidikan tinggi agrikultura? Padahal hal-hal semacam ini harus menjadi pemikiran kita semua,” ujarnya.

Menurut Kang Ace, kita dihadapkan pada era disrupsi, dimana semakin maju teknologi, semakin kecil dibutuhkan tenaga manusia.

“Dulu ada tukang tunggu jalan tol, sekarang tidak ada. Sekarang transaksi sudah pakai e-banking. Saya kemarin ke Ponpes Al-Ittifaq, di sana itu menyiram sayuran sudah pakai teknologi digital. Di kontrol dari rumah, pagi nyala (airnya), siang nyala, sore nyala,” papar Kang Ace.

Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat itu juga menyinggung masalah pendataan siswa. Hal itu berimplikasi pada penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP).

“Pada beberapa kunjungan ke madrasah kita menemukan dalam satu kelas, hanya ada 3 orang yang mendapatkan PIP. Ketika saya menyampaikan hal itu kepada Menteri Agama dan Menteri Sosial, kedua menteri menyebut masalah tersebut akibat data calon penerima program yang kerap tidak valid di tingkat daerah,” ungkapnya.

Lebih jauh Kang Ace juga menyoroti beragam masalah pendataan di dinas sosial yang berimplikasi pada kecilnya penerima bantuan sosial bidang pendidikan. “Namun pihak dinas beralasan bahwa masalah pendataan itu adanya di tingkat desa berdasarkan masukan RT dan RW,” sambungnya.

Masalah seperti ini, kata Kang Ace, harus diurai supaya mereka yang berhak tidak ditinggalkan, sementara yang tidak berhak justru mendapatkan beragam bantuan.

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bandung, Cece Hidayat, dalam sambutannya sempat menyampaikan bahwa kehadiran Kang Ace sebagai Anggota DPR RI harus dimanfaatkan untuk menyampaikan aspirasi bagi kemajuan Pendidikan Islam.

“Kita perlu sharing dengan beliau, karena beliau ini tahu masalah pendidikan di lapangan. Mudah-mudahan dari acara NGOPI ini kita bisa mendapatkan solusi untuk pemajuan pendidikan Islam ke depan,” sebut Cece.

“Kita juga ingin mendengar masukan dari para ajengan dan tokoh-tokoh agama, sehingga pendidikan Islam di Kabupaten Bandung semakin bagus,” tambahnya.

Asep R. Rasyid