WARTAPARAHYANGAN.COM — BANDUNG
Anggota MPR/DPD-RI asal Jawa Barat, Ir. H. Ayi Hambali, MM, menyebutkan, meski diakui saat ini bangsa Indonesia telah mencapai kemajuan, tapi di sisi lain masih banyak hal-hal yang bertentangan dengan isi sila-sila yang terkandung dalam Pancasila.
Dalam paparannya, Ayi menyebutkan, 4 Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dicetuskan oleh Ketua MPR RI saat itu Taufik Kemas.
“Pilar pertama yakni Pancasila merupakan salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memiliki konsep, prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di seantero wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh-kuatnya Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.
Namun nyatanya, kata Ayi, saat ini masih banyak hal yang bertentangan dengan sila-sila yang ada dalam Pancasila, terlebih sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Di Jawa Barat saja, sekitar 62 persen lahan dikuasai oleh 10 persen penduduk, sementara sisanya 38 persen lahan dikuasai oleh 90 persen rakyat Jawa Barat,” ujar alumnus Pesantren Cipasung Tasikmalaya itu.
Ayi juga menyebutkan, saat ini banyak rakyat kita yang masih belum mempunyai tempat tinggal yang layak, bahkan banyak pula yang terpaksa harus tinggal di kolong jembatan di kota-kota besar. Sementara di sisi lain banyak konglomerat yang memiliki rumah lebih dari satu, dan juga punya puluhan apartemen, tapi kabarnya para konglomerat itu jarang mengisi apartemennya tersebut bahkan sebagian di antara mereka dikhabarkan tak pernah menghuni tempat tinggalnya yang berhaga ratusan juta itu.
Usai memaparkan 4 Pilar Kebangsaan, para peserta yang sebagian besar merupakan siswa/siswi SMA Al-Falah, banyak mengajukan pertanyaan kepada anggota DPD RI Masa Bhakti 2014-2019 tersebut, selain menyampaikan saran dan pendapat kepada pemerintah. Kegiatan sosialisasi pun menjadi hangat dan interaktif.
Para peserta mempertanyakan apa yang dilakukan pemerintah agar tercipta kondisi yang adil sebagaimana diisyaratkan dalam sila kelima Pancasila, khususnya menyangkut rumah atau tempat tinggal yang layak bagi warga yang selama ini belum memiliki rumah.
Mereka juga mempertanyakan, dalam kondisi kehidupan bernegara yang hiruk-pikuk ini, bagaimana para siswa dapat melaksanakan 4 Pilar Kebangsaan secara ‘istiqamah‘, serta bagaimana pula seharusnya para guru menyampaikan pendidikan karakter berbasis 4 Pilar Kebangsaan kepada para anak didiknya.
Dalam hal politik, para peserta meminta penjelasan bagaimana cara berpolitik sehat bagi calon anggota DPD RI supaya masyarakat bisa memilih sesuai dengan nurani dan tak dibuat bingung dengan beredarnya kabar-kabar palsu (hoax) tentang para calon. Bahkan ada pula siswa SMA Al-Falah yang bertanya bagaimana caranya agar bisa mengenal dunia politik yang sehat sehingga mereka nantinya dapat berkiprah di masyarakat.
Semua pertanyaan itu dijawab Ayi Hambali dengan gamblang sehingga para peserta dapat dengan mudah memahaminya. Sedangkan hal-hal yang menyangkut saran dan pendapat untuk pemerintah, lulusan S-1 Fakultas Pertanian UNPAD Bandung itu berjanji akan meyampaikan hal itu kepada pemerintah, karena apa yang disarankan para peserta sosialisasi tersebut memang terkait dengan kebijakan pemerintah.
“Saya sangat mengapresiasi barbagai pertanyaan dan masukan dari para peserta, dan secepatnya akan saya sampaikan kepada pemerintah,” katanya.
(sep)