WartaParahyangan.com
MAJALENGKA – Ratusan hadirin dan tamu undangan mendadak hening ketika musik yang mengiringi tarian kontemporer Swara Laras Jagat karya koreografi yang juga diperankan sendiri oleh Wina Rezky Agustina tampil membuka acara Sarasehan Green Economy di Pesantren Ekologi Al-Mizan, Kampung Pasarean, Desa Wanajaya, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Jumat (16/12/2022) malam.
Kegiatan yang merupakan rangkaian dari Haul Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-13 di ponpes yang didirikan KH. Maman Imanul Haq itu dihadiri sejumah tokoh, antara lain KH. Mahrus El Mawa dari Kemenag, KH. Anwar Sulaeman (Ketua MUI Majalengka), KH. Mukti Ali Qusaeri (Ketua BM NU DKI), dan KH. Asep Sholahudin (Rektor IAILM Suryalaya).
Dalam acara yang juga dihadiri budayawan Taufik Rahzen serta Herry Dim itu, Direktur Program dan Sumber Daya Manusia, Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation, Dika Dzikriawan, S.Sn, M.A., menerangkan, Lokatmala sengaja diundang Al-Mizan untuk melakukan ruat bumi melalui Swara Laras Jagat.
“Kami dari Lokatmala Foundation alhamdulilah diberi kesempatan untuk turut berdoa dan mengekspresikan seluruh harapan terhadap kebaikan bumi dan jagat raya melalui sebuah tampilan karya seni kontemporer dalam acara Haul Gus Dur ke-13 di Ponpes Al-Mizan ini,” katanya.
Sebelumnya, Wina Rezky Agustina, sempat menjelaskan, Swara Laras Jagat hadir untuk memberikan pesan simbolik melalui gerak dan musik, bahwa bumi sejatinya dicipta untuk selalu baik-baik dan memberikan kebaikan kepada seluruh mahluk yang ada di dalamnya.
“Kita berharap kerakusan, keserakahan kenakalan dan perang tak menyebabkan ia harus melepaskan amarahnya. Ia sudah cukup memperingatkan setiap jengkal nafasnya dengan swara keserasian, dengan keseimbangan. Sebab bukankah jagat memang dicipta untuk selaras,” papar Wina.
Terpisah, Pengasuh Ponpes Al-Mizan Wanajaya Majalengka, KH. Maman Imanul Haq, mengatakan, Sarasehan Green Economy digelar untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan di tengah ancaman perubahan iklim, khususnya bagi para entitas dari pesantren.
“Pesantren harus mampu bertransformasi menjadi salah satu lokomotif penggerak ekonomi hijau,” kata KH. Maman dalam acara yang juga dihadiri Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Jabar Barnas Adjidin.
KH. Maman juga menyebutkan, sarasehan digelar pada 16-17 Desember 2022 dan diharapkan mampu membangun kolaborasi antar pesantren dengan para pemangku kepentingan lainnya guna menangkal perubahan iklim melalui Aliansi EcoPesantren.
Rangkaian kegiatan yang dihadiri ratusan peserta dan undangan itu kemudian ditutup dengan seminar investasi hijau.
Hadir sebagai pembicara antara lain Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Agus Rusly, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Arief Hartawan, dan Executive Vice President Regional III Jawa Barat PT Pos Indonesia Pujiati.
Asep R. Rasyid