Gempa Bumi Cianjur, Rumah Warga yang Hancur akan Dibangun Kembali Oleh Pemerintah

Menko PMK Muhadjir Effendy, didampingi Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Bupati Cianjur Herman Suherman saat meninjau lokasi gempa bumi di Cugenang, Cianjur, Selasa (22/11/2022).

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Pemerintah akan membangun kembali rumah-rumah warga yang roboh atau hancur akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 SR yang berpusat di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022) sekitar pukul 13.30 WIB.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam jumpa pers di Pendopo Cianjur, Selasa (22/11/2022).

Tampak hadir dalam jumpa pers itu, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Kepala BMKG pusat Dwikora Karnawati, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana, Bupati Cianjur Herman Suherman, dan sejumlah pejabat terkait baik dari pusat maupun daerah.

Menurut Suharyanto, pasca penanganan darurat bencana, yakni pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, rumah-rumah warga yang hancur atau roboh akan dibangun kembali oleh pemerintah. “Ini agar warga yang menderita karena rumahnya hancur, bisa lebih tenang karena rumahnya akan dibangun kembali oleh pemerintah,” kata Suharyanto.

Begitu juga bangunan fasilitas umum seperti gedung sekolah, madrasah dan mesjid yang roboh, akan dibangun kembali oleh kementerian terkait. “Gedung sekolah yang rusak misalnya, akan ditangani oleh Kemendikbudristek, atau mesjid yang rusak akan ditangani Kementerian Agama,” katanya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menemui korban gempa bumi Cianjur.

Sebelumnya Menko PMK Muhadjir Effendy menyebutkan, korban yang meninggal dunia akibat gempa Cianjur untuk sementara berjumlah 162 orang. Mereka yang jadi korban bencana itu termasuk orang yang syahid dalam ajaran agama Islam yang diyakini.

Sebab, kata Muhadjir, mereka yang meninggal karena bencana meninggalnya setara dengan orang yang meninggal syahid. “Kami atas nama pemerintah mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya dan ikut prihatin yang mendalam atas terjadinya bencana di luar kehendak dari kita semua,” ungkap Muhadjir.

Sebagian besar korban meninggal dunia, lanjut Muhadjir, adalah anak sekolah, karena ketika gempa terjadi bersamaan waktunya dengan kegiatan mengaji di madrasah diniyah atau di masjid, dan ini merupakan kegiatan rutin di Cianjur setelah sekolah formal, anak-anak mengikuti pendidikan non formal.

Pemerintah, kata Muhadjir, sudah melakukan langkah cepat, mulai dari Pemkab Cianjur, Pemprov Jabar, maupun pemerintah pusat sendiri. “Kami ucapkan terima kasih kepada seluruhnya karena melakukan langkah cepat, tidak bertele tele, tepat waktu dan cepat,” ungkapnya.

Menko PMK juga menyebutkan, pemerintah telah menyediakan dana untuk penanganan darurat kebencanaan tersebut, yakni Pemkab Cianjur menyediakan Rp5 miliar, Pemprov Jabar menyediakan Rp20 miliar, dan BNPB menyediakan Rp1,5 miliar.

“Kami berharap, masa darurat ditangani secepat mungkin, karena semakin cepat maka makin baik memperpendek penderitaan warga,” kata Muhadjir.

Asep R. Rasyid