Bisnis Kubah Masjid pun Terimbas Korona

Kubah masjid terdiri berbagai ukuran yang dijual oleh Yoga Yogaswara ini biasanya laris manis setiap ramadan dan jelang lebaran.

WARTAPARAHYANGAN.COM

CIWIDEY – Imbas Corona telah memporakperandakan banyak jenis uaha, di antaranya adalah usaha penjualan kubah masjid.  Seorang pedagang kubah masjid di Ciwidey Kabupaten Bandung, Yoga Yogaswara –misalnya, mengaku dari awal Ramadan hingga jelang lebaran kali ini ia hanya

Yogaswara dan rekannya sesama penjual kubah msjid di Ciwidey Kab. Bandung.

menerima dua pesanan saja. Padahal, tahun sebelumnya banyak pengurus masjid melakukan pemesanan, karena Ramadan dan lebaran biasanya suka dimanfaatkan untuk melakukan pembaharuan kubah masjid.

“Tetapi setelah adanya pandemi, pendapatan dari kubah turun sampai 98 persen,” kata Yoga.

Lantaran usaha menjual kubah masjid tak menjanjikan lagi, maka Yoga pun jelang lebaran kali ini mencoba peruntungannya dengan menjadi pembuat kaligrafi.

“Namun demikian ada saja hambatannya, yaitu bahan bakunya juga sulit diperoleh,” lanjut Yoga.

Yoga sempat menjadi karyawan salah satu bank swasta di Kabupaten Bandung. Namun sejak 2013 silam, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan beralih profesi sebagai agen penjual kubah masjid di Kampung Simpang, RT 01, RW 16, Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.

Keputusan tersebut diambilnya, kata dia karena bisnis jual kubah saat itu memang bagus. Kubah masjid ukuran kecil saja, bisa dihargai ratusan ribu. Sedangkan ukuran satu meter Rp 2.5 juta, dan ukuran sepuluh meter dibandrol Rp 20 juta. Harga kubah panel dengan pembuatannya yang masih manual, kaya Yoga, membuat harganya relatif mahal. 

Lily Setiadarma