Nias Utara Studi Banding Pertanian ke Cianjur

Asda II Setda Cianjur Yanto Hartono didampingi Kadis Pertanian Mamad Nano menyerahkan cindera mata kecapi suling kepada Bupati Nias Utara Marselinus yang didampingi Kadis Pertanian Nias Utara Idaman Johan, di Pendopo Cianjur, Rabu (25/2).

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Sektor pertanian di Kabupaten Cianjur sejak lama nemang dikagumi banyak orang. Selain karena ragam dan kekhasan komoditinya, antara lain adanya padi pandanwangi, juga karena produksinya yang sangat besar.

Tak heran bila banyak pemerintah kabupaten lain di Indonesia yang datang studi banding ke Cianjur. Salah satunya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara.

“Kami datang ke Kabupaten Cianjur karena Cianjur merupakan salah satu daerah yang masuk 10 besar produsen pertanian di Indonesia,” kata Bupati Nias Utara Marselinus Ingati Nazara, yang memimpin rombongan studi banding Pemkab Nias Utara ke Cianjur.

Kedatangan rombongan Pemkab Nias Utara tersebut disambut Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Cianjur H. Yanto Hartono dan sejumlah pejabat terkait di Pendopo Cianjur, Rabu (25/2).

Marselinus mengungkapkan, Kabupaten Nias Utara merupakan kabupaten otonom baru yang terbentuk pada 2008 terdiri dari 11 kecamatan dan 112 desa dan 1 kelurahan. Mayoritas penduduknya bertani dan itu merupakan andalan bagi Nias Utara yang didukung dengan sektor perikanan dan pariwisata.

“Salah satu langkah strategis kami dalam meningkatkan pembangunan pertanian di Nias Utara adalah nemberdayakan para petani penangkar benih, dan karena itu pula kami berkunjung ke Cianjur ini,” katanya.

Marselinus yang didampingi Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nias Utara, Idaman Johan Hulu, juga menyebutkan, pada November 2020 Nias Utara akan menggelar Ya’ahowu Festival, sebuah event tahunan di Kepulauan Nias yang melibatkan 5 kabupaten/kota di Kepulauan Nias.

“Kata ‘ya’ahowu’ sendiri memiliki makna ungkapan salam damai dan selamat. Nilai luhur kebersamaan dan kedamaian dari makna ya’ahowu ini diangkat menjadi suatu event di Kepulauan Nias,” jelas Marselinus.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Cianjur H. Yanto Hartono, secara umum memaparkan sumber kehidupan masyarakat Cianjur, yakni pertanian tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan.

“Saat ini Cianjur merupakan salah satu dari 10 daerah yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai produsen pertanian terbesar di Indonesia,” kata Yanto yang didampingi Kadis Pertanian, Perkebunan Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, H. Mamad Nano.

Yanto berharap, kunjungan studi banding Pemkab Nias Utara ke Cianjur ini akan bermanfaat bagi pembangunan di Nias Utara, khususnya di bidang pertanian. “Juga tentunya bagi Cianjur sendiri, kunjungan dari Pemkab Nias Utara ini akan menjadi suatu ikatan kebersamaan dan kebaikan,” katanya.

Pada kesempatan itu, Yanto  menyerahkan cendera mata miniatur kecapi suling kepada Maselinus, sedangkan Marselunus menyerahkan cendera mata berupa rompi khas hasil kerajinan masyarakat Nias Utara.

(Asep R. Rasyid)