Adang Syafa’at Ketua, PGRI Kabupaten Bandung Masuki Era Kepengurusan Baru

Suasana Pemilihan Kepengurusan PGRI Kab. Bandung periode 2020-2025 di Gedung PGRI, Jl, Katapang, Bandung, Senin (31/08).

WARTAPARAHYANGAN.COM

 BANDUNG – PGRI Kab. Bandung memasuki era kepengurusan baru menyusul terpilihnya Drs. H. Adang Syafaat, MM sebagai Ketua PGRI Kabupaten Bandung pada Konfrensi PGRI Kab. Bandung masabakti XXII tahun 2020 – 2025, Senin (31/08/2020) bertempat di Gedung PGRI, Jl. Raya Katapang, Bandung.

H.Adang Syafaat 

Selain Adang Syafaat, Konferensi PGRI Kab. Bandung masabakti XXII juga menetapkan  Isak Fauzi Somantri, S.Pd. MMPd sebagai wakil ketua I, Agus Deradjat, S.Pd sebagai wakil ketua II, H. Komarudin, A.R, S.Pd, MM.Pd sebagai Sekretaris dan Deni Gumelar sebagai wakil Sekretaris.

Pada sesi pemilihan kepengurusan baru,  H.Adang Syafaat  meraih  910 Suara. Kemudian Isak Fauzi (900 Suara), Agus Derajat  (885 suara) dan H. Komarudin (870 suara).

Atas terpilihnya Adang Syafaat sebagai Ketua baru di tubuh profesi para guru itu mencuatkan banyak harapan. Di antaranya datang dari Ketua DPRD Kab. Bandung Sugianto.

Politisi Parta Golkar itu berharap, peran guru selanjutnya bisa lebih kreatif dan inovatif saat memberikan pembelajaran. Apalagi sekarang sudah mulai digiatkan Guru Kunjung ke rumah siswa. Sebagai Ketua DPRD juga orang tua siswa, kata Sugianto, ia sangat mendukung program Guru Kunjung ini, mengingat peran guru sangatlah penting dalam pembangunan bangsa dan Negara.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Konferensi PGRI Kabupaten Bandung Masa Bakti XXII tahun 2020-2025, TB Rucita, mengatakan, menyusul terbentuknya kepengurusan baru di bawah kendali Adang Syafaat ini diharapkan akan membentuk karakter guru-guru yang lebih profesional dan inovatif.

Menurut Rucita, di masa pandemi Covid-19 ini, kinerja guru-guru pengajar agak terbatas karena harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Jadi agak rawan sebenarnya bila harus melakukan kunjungan tatap muka.

Namun karena pembelajaran secara daring dinilai tidak maksimal, maka program Guru Kunjung akhirnya menjadi pilihan dari proses belajar antara guru dan siswa di tengah pandemi Covid-19.

Masalah kuota juga disebutkan Rucita. Menurut dia kuota internet bisa mempengaruhi pembelajaran siswa. Di antaranya sebagai alternatif ada pendampingan berupa ruring. Antara lain siswa yang diwakili keluarganya bisa datang ke sekolah untuk meminta bahan pembelajaran atau tugas guna dilaksanakan di rumah.

Cara itu, kata Rucita  merupakan salah satu upaya dari PGRI beserta Dinas Pendidikan Kab. Bandung, untuk memberikan pelayanan pembelajaran terbaik bagi masyarakat.

Lily Setiadarma